Beritabali.com, GIANYAR. Berbicara mengenai daerah wisata, Kabupaten Gianyar masih sangat identik dengan kawasan Ubud.
Namun, saat ini sedang dikembangkan kawasan
wisata pedesaan yang melibatkan tiga desa tua di Kecamatan Tegallalang yaitu Desa Taro, Desa Tegallalang dan Desa Kenderan.
Diantara desa-desa tersebut, Desa Tegallalang dan Desa Kenderan tampaknya belum banyak dieksplorasi. Berada dalam satu wilayah dengan Desa Taro, Desa Tegallalang dan Desa Kenderan tampak masih belum optimal dalam pengembangan wisatanya. Desa Kenderan merupakan desa yang kaya akan keindahan alam dan budaya.
Desa Kenderan merupakan sebuah desa terpencil di pinggiran Ubud yang menyimpan banyak peninggalan sejarah berupa sarkofagus, Puri yang masih alami dan Pura Griya Sakti Manuaba.
Selain itu, Desa Kenderan juga terberkati dengan landskap alam yang sangat indah, air terjun memikat dan 7 macam sumber mata air abadi (tirta) yang disucikan (beji). Desa Kenderan dapat dikatakan sebagai representasi harmoni alam dengan manusia.
Desa Tegallalang memiliki ceritanya tersendiri, selain sebagai kawasan wisata alam, Desa Tegallalang juga tersohor sebagai desa dengan artshop terpanjang di dunia. Sepanjang 22 km dari ujung utara Ubud hingga ujung selatan Kintamani, Desa Tegallalang memanjakan para wisatawan dengan suguhan produk kreativitas masyarakat yang tiada batasnya.
Produk-produk tersebut meliputi kerajinan tangan dari batu, kayu, bambu, emas, perak, kain hingga kaca.
Kreativitas seni ini dapat dijumpai hampir di setiap pelosok Desa Tegallalang. Namun, tidak berhenti disitu saja. Desa Tegallalang juga memiliki ‘ceking’, yaitu tingkatan persawahan yang legendaris yang merupakan kekayaan cipta karsa manusia yang mampu mengolah berkah dari alam.